Aspek medikolegal dan tata laksana persetujuan tindakan kedokteran

Dedi Afandi

Abstract


Persetujuan Tindakan Kedokteran (PTK) atau informed consent merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dokter sebelum melakukan tindakan medis.  Pelaksanaan PTK yang kurang adekuat atau tidak sesuai dengan prosedur dapat menimbulkan komplain dan atau klaim baik dari pasien maupun keluarga serta dapat menimbulkan masalah hukum bagi dokter.  Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk membahas aspek medikolegal dan tata laksana dalam proses melakukan PTK bagi dokter baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.  Sejarah, filosofi, definisi, dasar hukum, tujuan, aspek medikolegal dan tata laksana PTK dibahas dan didiskusikan untuk meningkatkan pemahaman proses PTK yang benar.  Dengan memahami aspek medikolegal dan tata laksana PTK maka diharapkan akan meminimalisir dan menghindari tuntutan hukum dari pasien.

Keywords


aspek medikolegal; tata cara; persetujuan tindakan kedokteran

Full Text:

PDF

References


Konsil Kedokteran Indonesia. Manual persetujuan tindakan kedokteran. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006. 36 p.

Bismark MM, Gogos AJ, Clark RB, Gruen RL, Gawande AA, Studdert DM. Legal disputes over duties to disclose treatment risks to patients: A review of negligence claims and complaints in Australia. PLoS Med. 2012:9(8); e1001283. doi: 10.1371/journal.pmed.1001283

Paik AM, Mady LJ, Sood A, Eloy JA, Lee ES. A look inside the courtroom: an analysis of 292 cosmetic breast surgery medical malpractice cases. Aesthetic Surg J. 2014;34(1):79–86.

Afandi D, Sampurna B, Siswadja TD, Widjaja IR. Association between consultation frequency and satisfaction and information quality of informed consent for preoperative elective surgery patients. J Indones Med Assoc. 2011;58(5):153–7.

Abolfotouh MA, Adlan AA. Quality of informed consent for invasive procedures in central Saudi Arabia. Int J Gen Med. 2012;5:269–75.

Beauchamp TL. Informed consent: Its history, meaning, and present challenges. Cambridge Q Healthc Ethics. 2011;20(4):515–23.

Sampurna B, Siswaja TD SZ. Bioetik dan hukum kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar; 2005. p 75- 84.

Guwandi J. Informed consent. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2004. 50 p.

Jones JW, McCullough LB. How informed need be informed consent? J Vasc Surg. 2011;54(6):1830–1.

Rathor MY, Rani MFA, Shah AM, Akter SF. Informed consent: A Socio-legal study. Med J Malaysia. 2011;66(5):423–8.

Sivalingam N. Medical paternalism and patient autonomy; The dualism doctors contend with. Med J Malaysia. 2011;66(5):421–2.

Beauchamp TL, Childress JF. Principles of Biomedical Ethics. 7 Ed. New York: Oxford University Press;2013. p. 120-5.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

White MK, Keller V, Horrigan LA. Beyond informed consent : The shared decision making process. JCOM. 2003;10(6):323–8.

Babar SMA. True consent, informed consent and the english law. Anil Aggrawal’s Internet Journal of Forensic Medicine and Toxicology. 2004:5(2). [cited 2017 Nov 25] available from: http://anilaggrawal.com/ij/vol_005_no_002/papers/paper002.html

Ikatan Dokter Indonesia. Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: IDI;. 2004. p. 34-7

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

Raab EL. The parameters of informed consent. Trans Am Ophthalmol Soc. 2004;102:225-32.

Kluge EHW. Incompetent patients, substitute decision making, and quality of life: some ethical considerations. Medscape J Med. 2008;10(10):237. PMC2605131.

Murray B. Informed Consent: What Must a Physician Disclose to a Patient? Virtual Mentor. 2012;14(7):563–6.

Nair K, Dolovich L, Cassels A, McCormack J, Levine M, Gray J, et al. What patients want to know about their medications. Focus group study of patient and clinician perspectives. Can Fam Physician. 2002;48:104–10.




DOI: https://doi.org/10.26891/jkm.v1i2.2018.99-105

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Dedi Afandi

StatCounter - Free Web Tracker and Counter

View My Stats

All article published in Jurnal Kesehatan Melayu is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.  which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided you give appropriate credit to the original author(s) and the source, provide a link to the Creative Commons license, and indicate if changes were made.

-------------------------------------------------------------------------

Semua artikel yang diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Melayu (jKM) didistribusikan di bawah ketentuan Creative Commons Attribution 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/), yang memungkinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, asalkan Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan sumbernya, berikan tautan ke lisensi Creative Commons, dan tunjukkan jika ada perubahan.